Tahukah kamu bahwa 7 Game Paling Ngebosenin Sepanjang Masa ini pernah membuat jutaan pemain di seluruh dunia menyesal telah menghabiskan waktu dan uangnya? Menurut survei GameSpot 2025, hampir 73% gamers mengaku pernah merasa tertipu setelah memainkan game-game dalam daftar ini. Fenomena ini tidak hanya terjadi di luar negeri, tapi juga dialami gamers Indonesia yang sering kali terjebak hype marketing tanpa membaca review mendalam.
Sebagai seorang gamer, pasti kamu pernah mengalami momen di mana sebuah game yang sangat dinanti-nantikan ternyata tidak sesuai ekspektasi. Rasanya seperti menonton trailer film yang keren, tapi filmnya ternyata membosankan. Artikel ini akan membahas game-game yang paling sering dikomplain oleh komunitas gaming worldwide, lengkap dengan alasan mengapa mereka masuk dalam daftar game paling ngebosenin sepanjang masa.
Daftar Isi:
- Game dengan Gameplay Repetitif yang Melelahkan
- Title AAA yang Overhyped tapi Underdelivered
- Game Online yang Toxic Community-nya
- Franchise yang Kehilangan Magic Formula
- Indie Games yang Terlalu Dipaksakan Artistic
- Mobile Games Pay-to-Win yang Predatory
No Man’s Sky: Game Paling Ngebosenin dengan Janji Kosong

No Man’s Sky adalah contoh sempurna bagaimana sebuah game bisa masuk 7 Game Paling Ngebosenin Sepanjang Masa karena overpromise dan underdeliver. Saat dirilis tahun 2016, developer Hello Games menjanjikan universe yang infinite dengan multiplayer features yang revolutionary. Kenyataannya? Gamers Indonesia yang pre-order dengan harga Rp 800.000 hanya mendapat experience grinding yang monoton tanpa tujuan jelas.
Gameplay-nya hanya berkutat pada tiga aktivitas: mining resources, building bases, dan exploring planets yang ternyata hampir identik satu sama lain. Meskipun ada 18 quintillion planets seperti yang dijanjikan, semuanya terasa sama karena procedural generation yang terbatas. Di komunitas gaming Indonesia, game ini sering dijadikan meme dengan caption “18 quintillion planets, 0 fun activities”.
Yang membuat game ini semakin membosankan adalah progression system yang tidak rewarding. Kamu bisa menghabiskan 50 jam bermain tapi tetap melakukan hal yang sama seperti jam pertama. Tidak heran jika rating Steam-nya sempat turun drastis ke “Mostly Negative” dalam minggu pertama peluncuran.
“No Man’s Sky taught us that infinite doesn’t always mean interesting” – Gaming Community 2025
FIFA Series: Franchise yang Stuck in Time Loop

Seri FIFA dari EA Sports sudah menjadi bagian dari daftar game paling ngebosenin sepanjang masa karena formula yang tidak pernah berubah signifikan. Setiap tahun, EA hanya mengupdate roster pemain dan mengubah sedikit graphics, tapi core gameplay tetap sama sejak FIFA 15. Gamers Indonesia yang rutin beli FIFA setiap tahun mulai sadar bahwa mereka sebenarnya membeli game yang sama dengan harga penuh Rp 900.000.
Problem utamanya terletak pada Ultimate Team mode yang sangat pay-to-win. Untuk mendapatkan pemain top seperti Messi atau Ronaldo, kamu harus grinding ribuan jam atau spending ratusan ribu rupiah untuk FIFA Points. Sistem ini menciptakan gameplay loop yang repetitif dan frustrating, terutama bagi casual players yang tidak mau microtransaction.
Di komunitas r/FIFA Indonesia, keluhan paling sering adalah tentang scripting dan momentum yang membuat match terasa artificial. Banyak pemain yang melaporkan bahwa skill mereka tidak berpengaruh terhadap hasil pertandingan karena game engine yang “mengatur” siapa yang menang berdasarkan algoritma tertentu.
Cyberpunk 2077: Game AAA yang Setengah Matang

Cyberpunk 2077 masuk 7 Game Paling Ngebosenin Sepanjang Masa bukan karena concept-nya buruk, tapi karena execution yang sangat mengecewakan. CD Projekt Red terlalu ambisius dengan marketing campaign yang menjanjikan “next-gen open world experience”, tapi yang diluncurkan adalah game buggy dengan AI yang broken dan feature yang missing.
Saat launching di Indonesia, game ini dijual dengan harga premium Rp 850.000 tapi performance-nya sangat buruk bahkan di console next-gen. Banyak gamers Indonesia yang pre-order merasa tertipu karena gameplay yang promised ternyata tidak ada, seperti meaningful choice consequences dan interactive NPC behaviors yang intelligent.
Yang paling menyebalkan adalah quest design yang linear dan world building yang shallow. Night City memang terlihat impressive secara visual, tapi interactivity-nya sangat terbatas. Kamu tidak bisa masuk ke sebagian besar building, NPC hanya punya dialog generic, dan side quest mayoritas adalah fetch quest yang membosankan.
Anthem: Game Service yang Mati Sebelum Berkembang

Anthem dari BioWare adalah contoh perfect bagaimana sebuah AAA game bisa gagal total dan masuk daftar game paling ngebosenin sepanjang masa. Game ini didesain sebagai live service dengan content updates regular, tapi yang terjadi adalah endless grinding dengan loot system yang tidak satisfying dan endgame content yang sangat terbatas.
Gameplay loop-nya hanya berkutat pada: ambil mission, terbang ke location, bunuh enemies, kembali ke base, repeat. Tidak ada variety dalam objective maupun enemy design. Setelah 20 jam bermain, kamu sudah merasakan semua yang ditawarkan game ini. Story campaign-nya juga generic dengan plot twist yang bisa ditebak dari awal.
Di Indonesia, game ini sempat populer karena marketing yang gencar, tapi dalam sebulan community-nya sudah sepi. Server Indonesia sering kosong karena player base yang rapidly declining. EA akhirnya mengumumkan bahwa Anthem 2.0 dibatalkan, yang artinya game ini officially dead.
Fallout 76: Multiplayer yang Tidak Dibutuhkan

Fallout 76 masuk 7 Game Paling Ngebosenin Sepanjang Masa karena Bethesda memaksakan multiplayer element ke franchise yang seharusnya single-player focused. Game ini launched dengan bug yang countless, performance issues yang severe, dan gameplay yang tidak engaging untuk multiplayer experience.
Problem utamanya adalah world design yang empty dan lack of NPCs yang meaningful. Tanpa human NPCs, storytelling menjadi sangat terbatas dan players harus mengandalkan holotapes dan terminal entries untuk memahami lore. Ini membuat world terasa lifeless dan boring, terutama ketika dimainkan solo.
PvP system-nya juga poorly implemented dengan griefing yang rampant dan balancing issues yang tidak pernah diperbaiki dengan baik. Banyak gamers Indonesia yang beli game ini seharga Rp 600.000 merasa kecewa karena tidak bisa menikmati Fallout experience yang authentic seperti di series sebelumnya.
Mass Effect: Andromeda – Sekuel yang Kehilangan Soul

Mass Effect: Andromeda mengecewakan fans worldwide karena kehilangan magic yang membuat original trilogy menjadi legendary. Game ini masuk daftar game paling ngebosenin sepanjang masa karena character development yang shallow, story pacing yang buruk, dan technical issues yang numerous pada saat launch.
Protagonist Ryder tidak memiliki charisma seperti Commander Shepard, dan dialog options-nya terasa generic tanpa personality yang distinctive. Crew members juga kurang memorable dibandingkan dengan original trilogy yang punya karakter iconic seperti Garrus dan Tali. Romance options-nya bahkan terasa forced dan tidak natural.
Gameplay-wise, Andromeda memang punya improvement dalam combat system, tapi exploration aspect-nya sangat repetitive. Planet scanning dan resource gathering menjadi chore yang membosankan, sementara side quests mayoritas adalah fetch quests dengan reward yang tidak meaningful untuk character progression.
Baca Juga Fakta Kelam Dunia Gaming Modern: Mengungkap Sisi Gelap Industri Game Terbesar 2025
Pelajaran dari Game-Game Mengecewakan
7 Game Paling Ngebosenin Sepanjang Masa ini mengajarkan kita pentingnya research sebelum membeli game, terutama di era pre-order culture yang semakin massif. Sebagai smart consumers, kita harus lebih kritis terhadap marketing promises dan menunggu review dari trusted sources sebelum spending hard-earned money.
Yang paling penting adalah mengenali red flags seperti overpromising developers, lack of gameplay footage sebelum launch, dan review embargo yang suspicious. Game industry akan terus berkembang, tapi sebagai consumers, kita punya power untuk demand better quality dengan voting menggunakan wallet kita.
Pertanyaan untuk kamu: Dari daftar game paling ngebosenin sepanjang masa di atas, mana yang pernah kamu mainkan dan bikin kamu paling kecewa? Share pengalaman kamu di comment section!